Terbongkar! Kenapa Surya Paloh Memilihkan Imin Sebagai Cawapres Anies Ketimbang Menyetujui AHY*
Jakarta .Beraninews
Saat terbongkar Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh secara sepihak memasangkan Muhaimin Iskandar sebagai Cawapres Anies Baswedan, ketimbang menyetujui pilihan Anies pada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Cawapresnya, beberapa media dan pengamat yang kritis mempertanyakan kenapa Imin yang elektabilitasnya jauh lebih rendah dipilih ketimbang AHY.
Dalam survei Litbang Kompas periode Agustus lalu misalnya, elektabilitas AHY sebagai cawapres mencapai 5,1%, sepuluh kali lipat daripada elektabilitas Imin yang hanya 0,4%. Dalam pertimbangan politik rasional, ini tidak masuk akal.
Namun, sampai kini Surya Paloh maupun Anies Baswedan tidak menjelaskan mengapa mengambil keputusan yang tidak masuk akal ini.
Penjelasan justru diberikan oleh ketua DPP Partai PAN Saleh Partaonan Daulay. Dalam wawancara yang dimuat oleh Kompas.id (3/9), Saleh mengatakan ini hanya persoalan mencarikan tempat bagi Imin.
"Kita semua, kan, sama-sama sudah paham. PKB terkesan khawatir terhadap adanya kompetitor lain dalam penentuan cawapres Prabowo. Andai kata Cak Imin disepakati sebagai cawapres Prabowo, pastilah PKB akan tetap di Koalisi Indonesia Maju," kata Ketua DPP PAN Saleh Partaonan Daulay (3/9).
Langkah PKB yang berkoalisi dengan Nasdem dinilai merupakan manuver untuk mencari tempat bagi Muhaimin sebagai cawapres. Keinginan itu pun sering kali disampaikan pengurus PKB secara terbuka, kata Saleh.
Dengan demikian, Prabowo mendapatkan kebebasan kembali untuk bebas menentukan kandidat Cawapresnya. Semula pilihan ini 'terkunci' hanya pada Imin, sebagai mitra koalisi. Selain itu, Gerindra tidak perlu lagi takut kekurangan kursi untuk memenuhi ambang batas presidensial 20%, karena sudah ada Golkar dan PAN.
Jadi, koalisi Anies-Imin memang tidak didesain untuk menjadi koalisi menang, tapi hanya menjadi tempat parkir bagi Imin.
Tanda-tandanya sudah kelihatan. Pada tanggal 1 September 2023, saat PKB menerima tawaran Nasdem, pada hari yang sama KPK menggelar jumpa pers untuk memeriksa Imin dalam kasus dugaan korupsi di Kementeriaan Tenaga Kerja (Kemenaker) saat Imin menjadi menterinya. Esok harinya, surat panggilan dari KPK sudah menunggu di rumah Imin.
Lalu pada tanggal 2 September, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menegaskan tidak ada Cawapres yang mewakili NU. Pernyataan PBNU ini langsung menggugurkan harapan Paloh dan Anies untuk mengambil hati warga NU.
Keputusan Anies untuk menyetujui pilihan Paloh atas Cawapresnya, juga membuat Anies menjilat ludahnya sendiri.
Dari 5+1 kriteria Cawapres yang pernah dibuat sendiri oleh Anies hampir semuanya tidak dipenuhi oleh Imin. Misalnya, soal elektabilitas Imin yang ternyata rendah sekali, soliditas koalisi yang malah cerai berai (Demokrat cabut, PKS absen), tidak adanya visi perubahan dari Imin yang merupakan bagian dari rezim penguasa, hingga status Cawapres yang ternyata membawa potensi masalah hukum.
Tapi nasi sudah menjadi bubur. Pengamat politik Rocky Gerung mengatakan dipasangnya Imin sebagai pasangan Anies merupakan bagian dari kontrol Istana atas pasangan-pasangan calon dalam Pilpres 2024. Kita lihat bagaimana waktu membuktikannya.(**)
Posting Komentar