Kisruh Program Sembako/Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) , Kakam Tiuh Balak II ancam pemilik E Warung.
Gunung Labuhan
Mulai.ada intimidasi dan keributan untuk Program Sembako/Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) sebesar Rp 200.000.- perkepala keluarga penerima manfaat yang mulai dicairkan minggu ini.
Salah satu Agen E Warung di Kampung Tiuh Balak II Kecamatan Gunung Labuhan merasa diancam oleh Kepala Kampung yang mendatangi dirinya beserta pamong kampung lainnya. Kamis (15/7)
Sebut saja BH yang merupakan salah satu E Warung yang ditunjuk oleh Bank yang sudah berjalan beberapa tahun ini diminta oleh Kakam Tiuh Balak II Kecamatan Gunung Labuhan untuk mundur mengurusi E Warung nya.
Alasan kakam ini meyuruh mundur karena ada agen baru yang akan menggantikan E Warung nya dan pengantinya sudah buat rekening di Bank.
Karena selama ini agen yang lama yang sudah jadi mitra PT MJM tidak pernah ada kontribusi ke Kampung atau istilahnya FE.
Bahkan Kakam ini merincikan berapa.ke untungan PT MJM sebagai Mitra E Warung , dari 200 Ribu keuntungan PT MJN sebesar Rp 47.000 . Dan untuk E Warung punya keuntungà n Rp 8 .000 setiap Keluarga Penerima Bantuan
" saya di suruh berhenti dan akan di gantikan sama An agen baru , katanya pak Kepala Kampung agen baru ini sudah buka Rekening di Bank dan Saya hanya diberikan kewenangan untuk pembagian beras PKH saja." Ujarnya.
Lanjut di rekeman ini mengatakan dia mengiyakan saja karena dirinya gak suka berdebat.
" Terserah Pak Kakam tapi saya ini ikut dengan kontrak dan aturan serta prosedur yang ada, khan kontrak saya sama pendamping dan Bank yang di tunjuk." Jelasnya.
Tapi malah kepala Kampung berkata lagi .
" saya khan raja , gak ada yang bisa menolak perintah saya ." Tegasnya.
Mengenai hat tersebut
Kepala kampung tiuh balak dua awaludin ketika dikonfirmasi terkait permasalahan ini membenarkan jika iya ingin memberhentikan E warung tersebut.
Sememtara itu Kepala.
Kampung Tiuh II Kecamatan Gunung Labuhan Awaluddin membenarkan bahwa dirinya menyuruh untuk menstop E Warung milik BH .
" Iya benar karna selama ini E warung tersebut tidak pernah memberitahukan kepada saya tentang keberadaan E warung tersebut " ujarnya.
Permaslahan ini timbul juga antara kepala Kampung dan pemilik E Warung karena musuh politik di Pilkakam serentak.
Masalah Program Sembako/Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) sebesar Rp 200 Ribu yang harus di belikan barang sembako di Agen E Warung yang sudah di tunjuk oleh Bank penyalur saat ini menjadi ladang perebutan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk menjadi supplier barang.
Tentunya dari hitungan Kepala Kampung Tiuh Balak II Kecamatan Gunung Labuhan untuk ke untungan bagi peyedia barang E Warung setiap paket nya bisa sampai 25 % .
Selain itu juga ada pembagian keuntungan yang akan di bagikan kepada E Warung Rp 8.000, Petugas pendata Rp 2.000 dan Kepala Kampung Rp 5.000.
Bayangkan betapa banyak keuntungan supplier E Warung yang didapatkan , Pasti akan menpengaruhi kualitas barang .
Dan berapa banyak uang yang mengalir ke Aparat Kampung dan E Warung , ini belum ada namanya koordinator nya.
Jangan sampai bantuan untuk orang tidak manpu di manfaatkan untuk mengeruk keuntungan bagi Supplier , sehingga barang yang diberikan berkualitas dibawah standar.
Posting Komentar