Safari Di Garut, Kepala BPIP Menggali Mutiara Pancasila di Pesantren Fauzan
*Jakarta* Beraninews.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia (BPIP RI) Prof Hariyono, mengapresiasi KH. Aceng Abdul Mujib atau kerap di sapa Kyai Aceng Mujib, selaku Pimpinan Yayasan Pesantren Fauzan, karena sejak dini telah menanamkan nilai-nilai Pancasila melalui program kebersihan dan cinta lingkungan.
"melalui sila ke-2 Pancasila yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab, hari ini kita saksikan betapa pentingnya peran pesantren dalam membangun budaya bersih - sehat serta ramah terhadap lingkungan," ucap Prof. Hariyono dalam keterangannya, Jakarta, Minggu (31/3/2019).
Dijelaskan dia, ketika dirinya mengunjungi Pondok Pesantren tersebut, ada peran para Kyai, santri dan tokoh setempat dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup yang sehat dan bersih.
"Pak Kyai telah menanamkan sejak dini nilai-nilai Pancasila melalui program kebersihan dan cinta lingkungan, sehingga para santri memiliki tanggung jawab sekaligus juga menjadi teladan dan contoh bagi masyarakat sekeliling.
semua hal di atas dalam konteks yang lebih luas adalah sebagai wujud cinta tanah air," ungkapnya.
Sedangkan Kyai Aceng mengatakan pengolahan sampah di pesantren yang dikelola dia, masih menjadi masalah, apalagi jumlah santri terbilang banyak.
"Harapan kami dengan adanya pertemuan bersama BPIP ini kita bisa menghasilkan solusi selain hidup sehat dan bersih, selain itu kita bisa memanfaatkan sampah menjadi sesuatu yang produktif," ujar dia.
Menurut dia, bagaimana sampah bisa membuat siklus produktivitas mata rantai ekonomi antara santri dan juga masyarakat, sehingga pesantren bisa memberikan manfaat dan contoh kepada masyarakat agar bisa menjadi bukti, bagaimana menerapkan kesadaran hidup bersih dan mengelola sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat.
"Karena saat ini masyarakat sulit mencotoh apabila belum ada bukti, di pesantren ini kami juga mebuat Pusat Kesehatan Desa Untuk Santri (Puskesdes) dan juga untuk warga yang tidak mampu berobat silahkan kesana yang nantinya dokternya setiap bulan Pak Kyai yang menyiapkan anggaran untuk bayar jasa dokter dan obatnya yang setiap bulan," ucap dia.
Kyai Mujib menekankan manusia adalah pemerhati lingkungan, yang prinsipnya menjadikan dasar dalam Islam adalah jangan sekali-kali berbuat kerusakan di bumi ini.
"Allah menciptakan bumi ini dalam keadaan baik, dan selanjutnya, namun saat ini kita menyaksikan kerusakan lingkungan dimana mana di lautan dan di daratan karena ulah manusia. Maka untuk mengembalikn kebaikan alam dan orisinal alam kita harus menciptakan bagaimana masyarakat ramah dan sayang pada lingkungan," tutur dia.
Karenanya para ulama selalu menyampaikan kepada para santri dan masyarakat bahwa buang sampah sembarangan itu adalah haram dimana haram disini adalah dengan artian jika dilakukan berdosa.
"Maka di pesantren kita terapkan pada para santri jika ada orang yang ketahuan membuang sampah sembarangan itu akan dikenakan sanksi atau di denda dengan kesepakatan sebelumnya. Saya terapkan kepada anak saya dari pagi ke pagi lagi saya tidak ingin melihat sampah tidak pada tempatnya, maka dari itu dirumah saya sendiri ada 10an tempat sampah, karena gimana kita mau sehat kalau lingkungan kita saja kotor, dan kami di pesantren alhamdulillah sudah menerapkan kebersihan itu sebagian dari iman," papar dia.
Kata dia, hidup sehat itu harus bersih, mengotori dan merusak lingkungan itu haram berdosa. Dia selalu memberi contoh pada masyarakat dan lingkungan sekitar untuk menanam pohon atau kayu, manfaatnya bukan hanya untuk keuntungan ekonomi dan bisa untuk membangun rumah sendiri, tapi juga untuk alam.
"alhamdulillah sekarang sudah lumayan warga yang mencontoh," ungkapnya.
Sedangkan pengasuh ponpes Fauzan, Ustadz Nurdin menambahkan Islam memprioritas suatu gagasan bagaimana membuat proses penyadaran yang paling utama, dengan kesadaran terhadap lingkungan maka orang akan peduli.(Red)