AMBON PECAAAH...!! PRABOWO DIKEPUNG MASSA.
28 Desember 2018 16.20
[PORTAL-ISLAM.ID] AMBON PECAAAH...!! PRABOWO DIKEPUNG MASSA
Foto pertama, dimana terlihat rakyat yang tak terhitung jumlahnya berbondong-bondong, berlarian di jalanan, berhamburan dari dalam rumah-rumah, muncul dari gang-gang, dan keluar dari pertokoan di pusat kota Ambon. Ini bukanlah foto kerusuhan.
Mereka adalah warga Ambon yang baru saja tahu bahwa Prabowo datang ke kota tercinta. Warga baru dapat kabar dari mulut ke mulut bahwa sang Capres akan melaksanaan sholat Jumat di Masjid Raya Al-Fatah. Maka kesanalah mereka bersegera, agar dapat bertemu dan berjabat tangan dengan calon pemimpin idola.
Kamis (27/12/2018) malam, sebagian masyarakat telah mendengar kabar soal kedatangan Prabowo di Bandara Pattimura. Mereka lalu mencari tahu dan mendapati kabar bahwa Sang Jendral akan melaksanakan sholat jumat di masjid raya. Padahal acara resmi Prabowo di Ambon adalah menghadiri acara Perayaan Natal oleh kader Gerindra, Silaturahmi ke Kantor MUI Maluku, dan melakukan rapat konsolidasi internal dengan partai-partai koalisi.
Maka Jum'at (28/12) sejak pukul 8 pagi pelataran masjid Al-Fatah pun sudah ramai. Mereka tak peduli shalat Jumat masih tengah hari. Islam maupun Kristen tumpah ruah disana. Tak ada sekat, tak ada pertanyaan agama apa, karena tujuan mereka hanya satu, yaitu ingin bertemu dengan Calon Presiden baru. Sang Pemersatu.
Sholat Jumat pun dilaksanakan. Yang tidak sholat sabar menunggu di halaman dan di sepanjang jalan raya yang akan dilalui sang Pemimpin masa depan. Usai Sholat Jumat, seorang pengurus masjid mengatakan kepada Prabowo: "Sholat Jumat di Ambon kali ini sama dengan sholat Idul Fitri. Karena jamaah ingin bertemu dengan bapak, kapasitas masjid 10.000 full. Sampai keluar diperkirakan 13.000 jamaah memadati masjid Al Fatah Ambon siang ini.”
Perkiraan nominal massa di sekitaran masjid itu diluar jumlah massa yang juga memadati sepanjang Jalan AY Patty, Jalan Sam Ratulangi, Jalan AM. Sangaji, dari Pelabuhan Kapal sampai Tugu Trikora, dan sepanjang Jalan Sultan Babullah. Betul-betul terjadi pengumpulan massa yang luar biasa. Padahal tidak ada yang menjadi panitia. Karena setiap satu dari diri mereka adalah tokoh-tokoh pelakunya.
Perkiraan seorang kawan yang mantan wartawan televisi nasional dan kini menjadi caleg dari koalisi Petahana di Ambon, jumlah massa berdasarkan luas jalan seperti diuraikan di atas bisa mencapai 50.000 orang. Tapi jika memakai angka konservatif saja, setidaknya terkumpul 30 ribu massa yang antusias mengelukan nama Prabowo.
DI AMBON MANISE, PRABOWO DAN RAKYAT MERAYAKAN PERSATUAN INDONESIA
Jumat ini telah menjadi saksi bersatunya Rakyat Ambon. Persatuan Indonesia gempita memancar dari Kota Ambon. Sebagian meneriakkan 'Allahu Akbar', sebagian lagi lantang menggemuruhkan 'Dua.. Dua.. Dua..!'. Tidak ada saling risih, karena semua bergembira. Semua bersaudara. Seluruh masyarakat yang tumpah ruah itu sama-sama melambungkan harapan yang serupa: Masyarakat Adil dan Makmur nan Jaya.
Jika sudah pecah dan terhampar terbuka begini, masihkah akan ada pertanyaan sinis dari lawan: 'Siapa yang membayar mereka? Siapa tokoh dibalik membludaknya massa menyambut Prabowo?'
Jika ada yang mempertanyakan gairah massa yg meluap-luap di Ambon hari ini, berarti ia tak paham karakter saudaranya di kota nan indah itu. Ambon tidak bisa didikte. Ambon bukan boneka. Bagi yang mengenal watak orang Ambon, maka akan paham kalimat ini: "Ambon kalau sudah suka, nyawapun diserahkannya."
Memang sebelumnya rencana kedatangan Prabowo ke kota Ambon manise tidak banyak yang tahu. Siapalah media mainstream yang mau mewartakan? Tapi rakyat sudah sangat haus memimpikan hadirnya Pemimpin Baru. Maka rakyat pula yang aktif mencari tahu. Hingga akhirnya rakyat pulalah yang memobilisasi dirinya sendiri untuk menampakkan dukungannya kepada Prabowo.
Peristiwa Ambon ini adalah sebuah Perayaan Persatuan Indonesia. Semua terjadi spontan. Tanpa rekayasa. Tanpa ada yang menduga sebelumnya. Bahkan aparat keamananpun hampir tidak terlihat sosoknya, mereka tenggelam di tengah suasana nan gegap gempita.
Ribuan orang berkumpul, minim pengamanan, tanpa adanya apel siaga berpeleton-peleton sebelumnya. Tapi tidak ada kerusuhan. Rakyat mengatur dirinya sendiri. Tidak ada caci maki. Tidak ada makanan, amplop, ataupun sembako dibagikan. Nol sogokan. Gambaran NKRI yang sesungguhnya terjadi nyata di Ambon.
Semua kehebohan itu menguar lepas karena hati nurani yang tak terbeli. Karena rakyat sangat merindukan sosok yabg berhati jujur untuk memimpin negeri. Mereka semua sudah lelah dan mencari figur Pemimpin yang amanah.
(RLS)
PORTAL ISLAM
Posting Komentar